Friday, May 6, 2011

EMPTY HOPE

kalau boleh jujur, dua hari ini saya sudah cukup berantakan dengan situasi seperti ini...
dan hari ini saya mencoba sedikit mengumpulkan sisa energi saya dari atas tempat tidur untuk mengais harapan yang belakangan ini saya coba buang ...
berjalan gontai, pergi mandi dan meluncurlah saya ke sekolah dengan ojek biar cepat sampai.
waktu di arloji saya menunjukkan pukul 15.45 WIB yang berarti 15 menit lagi moment berharganya (yang juga berarti momen berharga saya akan dimulai).
dia ingin sekali bisa persembahkan piala untuk sekolah di masa terakhirnya di SMA, dan kalau saja dia tau, saya juga selalu berdoa untuk itu ....

saya sampai di 78 namun seperti kalian tau bahwa kalau bukan jam karet bukan Indonesia namanya, pertandingan baru dimulai sekitar pukul 16.30 WIB dan selama itu pula dari pinggir lapangan saya menyaksikannya melakukan pemanasan.

dia yang saya kenal dulu begitu hangat, kini melirik saya pun tidak. entah karena dia tidak liat (seperti biasa) atau memang dia sedang ingin fokus dengan pertandingannya .

dan akhirnya pertandingan pun dimulai,

babak demi babak dilalui tim 78 dengan sangat cemerlang, singkatnya kita MENANG .

saya lihat arloji dan waktu menunjukkan pukul 17.30 WIB saya lihat dia sedang briefing dengan pelatihnya di pinggir lapangan ...

sejujurnya dari sikapnya, ingin sekali saya buang semua pikiran saya bahwa saya ingin mengais yang sudah saya hampir buang .

namun saya coba bersabar dan berjalan berkeliling 78 berharap dapat perhatiannya , dan hasilnya NIHIL .

saya tunggu di pos raup karena saya sudah kehabisan ongkos pulang -_-
dan sepertinya hasilnya masih NIHIL .
alhasil saya hanya bisa pulang dengan (lagi-lagi) langkah gontai dan kepala tertunduk , dan kalian tau? saya pulang berbekal ongkos yang diberikan pak raup sebesar 4 ribu rupiah yang sangat pas sekali -__-
(terima kasih bapak raup yang baik hati :))

dan saat dijalan pun saya masih (dan lagi-lagi) masih berharap kalau kalau dia akan mengejar saya seperti yang pernah dia lakukan saat kami bertengkar dulu . dan hasilnya NIHIL .

akhirnya saya sampai dirumah setelah kurang lebih 18 kali coba lihat layar ponsel saya apakah ada sms dari dia dan ternyata ADA!

dan dia hanya ucapkan makasih karena saya sudah menonton pertandingannya.
makin ciut hati saya.

bahkan sekarang pun saat saya sedang mengetik ini, saya masih berharap suara motornya di depan saya datang sambil menongolkan kepala diatas pagar seperti biasa nya dan sepertinya saya harus kecewa lagi, karena hujan deras mengguyur dan membuat setumpuk harapan yang saya coba bawa hari ini dari rumah makin NIHIL .

kamu tidak ingin menyelesaikan semua nya?
kamu tidak rindu saya?


No comments:

Post a Comment