Oke mengapa saya memilih
mengangkat adaptasi sebagai judul postingan saya kali ini adalah mengingat
betapa pentingnya sebuah proses yang oleh orang dinamakan adaptasi itu .
Menurut KBBI adaptasi adalah penyesuaian thd lingkungan, pekerjaan, dan
pelajaran. Dan untuk bisa melakukan sebuah proses adaptasi
dengan baik, maka setiap orang harus memiliki dan mengembangkan apa yang
disebut dengan “daya adaptasi”
Dan lagi-lagi
menurut KBBI , yang dimaksud dengan daya
adaptasi adalah kemampuan menyesuaikan diri dng lingkungan (iklim dsb)
Mengapa
saya bisa mengatakan bahwa proses adaptasi merupakan bagian terintegrasi dari
hidup yang maha penting? Iya, karena keberlangsungan hidup kita sangaT tergantung oleh proses ini.
Bayangkan
jika manusia tidak bisa melakukan adaptasi di lingkungan iklim kutub yang
sangat dingin misalnya? Maka ia tentu dapat menemui ajalnya cepat atau lambat
... sulit?
Tidak
ada yang pernah mengatakan bahwa adaptasi itu merupakan sebuah proses yang
mudah. Walaupun saya harus mengakui bahwa saya termasuk orang yang cepat
beradaptasi tapi tetap tidak mudah . Dan jika saya mau flash back ke masa lalu
ternyata tidak ada satu jengkal bagian hidup saya pun yang saya lalui tanpa
adaptasi .
1. Dulu saya hanya seorang siswi SMU
yang taunya hanya senang-senang. Kemudian saya masuk UI dan harus kost yang
berarti jauh dari orang tua. Awal melalui masa kos, tidak ada malam yang saya
lalui tanpa air mata. Hampir tiap malam saya menangis karena harus saur sendirian
di dalam ruangan 3x5 meter. Tapi saya harus ADAPTASI, dan see? Sekarang saya
sangat nyaman berada di kosan saya.
2. Dulu saya adalah seseorang yang
cukup dikenal di SMU, menjabat wakil ketua Majelis Perwakilan Kelas, Komandan
Paskibra 78, dan pacar dari seorang ketua OSIS yang dikenal seantero sekolah .
dan sekarang? Saya hanya mahasiswa biasa yang berkumpul dengan ratusan bahkan
ribuan orang yang juga pernah menjadi Bintang di SMU nya masing-masing. Tapi sekarang?
Saya sangat nyaman dengan status ‘biasa’ yang saya miliki. Maaf kalau terkesan
tinggi hati, tapi saya yakin seribu persen kalau saya bukan satu-satu nya orang
yang merasakan hal ini.
3. Dulu saya sangat benci akuntansi. Saya
akan lakukan apapun asal saya tidak bertemu akuntansi. Tapi sekarang? Setiap jengkal
dari mata kuliah perpajakan saya semuanya pakai akuntansi, dan saya harus
belajar mencintai akuntansi dengan ADAPTASI.
4. Dulu saya pacaran dengan penuh
keunyuan, kemenyean dan kelendotan. Ketemu setiap hari, diantar pulang ke rumah
hampir pasti, dijemput, makan bareng, nonton, bimbel berdua sampai bego dan
akhirnya PUTUS. Dan lagi-lagi ADAPTASI harus saya jalani untuk sadar bahwa
orang yang pernah ada di hidup saya kini sudah hilang dan lebih memilih wanita
lain, sampai kemudian saya jatuh cinta lagi ...
5. Lanjut dari poin sebelumnya, jatuh
cinta dengan orang baru, sifat berbeda, kebiasaan baru. Tidak ada keunyuan,
kemenyean apalagi kelendotan. Semuanya kami jalani dengan wajar dan secukupnya.
Frekuensi bertemu tidak terlalu sering akibat kesibukan masing-masing.
Komunikasi seperlunya hanya untuk memastikan bahwa kami baik-baik saja. Dan untuk
yang satu ini,jujur saya masih belajar untuk ADAPTASI.
Lihat kan? Semuanya ada dan perlu
ADAPTASI ...
Mungkin contoh diatas hanya
sebagian kecil dari hidup saya dan proses adaptasi yang menyertainya.
Entah kadang saya hanya ingin
berada pada lingkungan dan situasi baru, nyaman dengan orang baru tanpa perlu
adanya ADAPTASI yang memakan waktu dan memaksa otak saya harus berputar untuk
memunculkan daya adaptasi tersebut .
But, this is life, not life is not always that easy right?Just change what you can change , and accept what you can’t change hmm and could I change you ? us?
But, this is life, not life is not always that easy right?Just change what you can change , and accept what you can’t change hmm and could I change you ? us?
Reference :
No comments:
Post a Comment